Liputan6.com, Citizen6, Jakarta: "Saat mendapati masalah
yakinlah, sebenarnya tengah dipersiapkan-Nya tuk menjadi sosok yang tegar dan
berani". Kutipan ini datang dari seorang Een Sukaesih, wanita kelahiran 10
Agustus 1963 asal Sumedang dan belum lama ini menerima penghargaan Special
Achievement Liputan6 Award untuk kategori Inovasi, Kemanusian, Pendidikan,
Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan
Dengan
ini, Een yang biasa dipanggil wak ini ingin membuktikan bahwa
keterbatasannya tidak menjadi halangan buat dirinya untuk terus mengabdikan
hidupnya dalam dunia pendidikan. Meskipun Penyakit Rheumatoid Arthritis
(RA) menyerang tubuhnya. (RA adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan
tubuh yang bisa mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi). Akibat
peradangan sendi ini Wak Een menderita kelumpuhan selama 26 tahun. Namun
hal itu tetap tidak menyurutkan semangat Wak Een untuk memberikan yang
terbaik buat banyak orang.
Beberapa
diantaranya ada Ida Widaningsih. Pengajar kelas 6 SD 3 Cibereum ini sangat
bersyukur dan berterimakasih kepada Een, karena berkat upayanya, siswanya yang
secara khusus belajar di kediaman Een banyak yang berprestasi. Hal yang sama
juga disampaikan oleh Nina Nurjanah, pengajar siswa kelas 5. Ia mengungkapkan,
siswanya pada umumnya berprestasi di kelasnya.
"Rata-rata bagus nilanya. Masalah (ranking) sepuluh besar," ucap Nina.
"Rata-rata bagus nilanya. Masalah (ranking) sepuluh besar," ucap Nina.
Di
mata para sahabatnya, Een juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan tidak
terlalu menonjol, namun konsisten. Jonny Taurus, salah satu teman kuliahnya di
Universitas Pendidikan Indoensia (UPI) mengatakan, "Ini yang menurut saya
kenapa beliau bisa seperti saat ini. Beliau itu memiliki keyakinan yang kuat
dan konsisten. Misalnya dulu beliau itu selalu puasa hingga sekarang juga
masih. Setiap kali dia puasa, teman-teman selalu menggoda supaya dia makan,
tapi dia tetap puasa."
Een bahkan sempat memberikan kuliah umum dihadapan civitas akademiknya di UPI walau dengan terbaring di atas ranjang, pada Jumat 7 Juni 2013. Di sana Een berbagi pengalaman hidupnya. Dari penyakit yang dideritanya, bahkan sampai dokter sempat memvonisnya tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya
Meskipun begitu, hal ini tidak menyurutkan langkah Een untuk menyelesaikan kuliahnya di D3 IKIP Bandung, Jurusan Bimbingan Konseling. Seiring berjalannya waktu, penyakitnya semakin parah, dan sejak itu pun Een tidak bisa berjalan lagi
Namun ini tidak membuatnya semakin terpuruk, Een malah bangkit dengan kehadiran anak-anak yang ingin belajar membaca dan menulis dan tugas sekolahnya. Semangat, disiplin serta mempunyai dedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab ada dalam sosok Een yang terinspirasi dengan sosok guru. Dengan dedikasinya dalam dunia pendidikan itulah, maka UPI menganugerahkannya Anugerah Pengabdian Sepanjang Hayat, dan sebelumnya Een pun sempat diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Berbicara tentang Een Sukaesih rasanya tidak akan cukup dituangkan dalam tulisan ini. Masih banyak pesan-pesan moral dan inspiratif lainnya yang patut kita contoh dari semangatnya, serta sudah banyak pula penghargaan yang di dapatnya selama ia mengabdikan hidupnya buat dunia pendidikan dan orang-orang disekitarnya. Bagi kita yang saat ini terinspirasi oleh perjalanan Een dan ingin mengabdikan hidupnya dalam dunia pendidikan, kata-kata ini mungkin bisa menjadi bagian dari keberhasilan Anda: 'Kasih Sayang, Kunci Keberhasilan Pendidikan".
Sedangkan bagi Anda yang ingin belajar dari sosok Bu Een, nantikan live streamingnya dalam sebuah program khusus dari Liputan6 yang berjudul 'Belajar dari Bu Een', Rabu (12/6/2013) pukul 22.30 WIB hanya di SCTV Satu Untuk Semua. Semoga kita dapat pembelajaran dari kisahnya dan dapat menginspirasi kita semua. (Mar)
Mar adalah salah satu pewarta warga yang sangat mengagumi dan terinspirasi dengan sosok Bu Een Sukaesih.
No comments:
Post a Comment