PENDIDIKAN DI BEBERAPA NEGARA
a. Pendidikan di China
China
yang punya luas daratan 9,6 juta km2 ini memang pendidikannya lebih
maju dibandingkan Indonesia. “Mereka lebih fokus dalam menangani
pendidikan. Saya kira kita harus punya komitmen dan bisa konsisten agar
bisa memajukan pendidikan di Indonesia,” ujar Zaenal Mutaqin. UU
Sisdiknas-nya China mewajibkan anak umur 6 tahun mengikuti pendidikan
dasar, tanpa dipungut biaya sekolah. SD di sana berlangsung 6 tahun.
Mata pelajaran utamanya, antara lain, bahasa dan kesusastraan China,
matematika, ilmu pasti, bahasa asing, pendidikan moral, musik, olahraga
dan jasmani.
Jumlah
SD di negeri Panda ini mencapai 400.000 dengan murid hingga 120 juta
anak. APK SD di sana mencapai 98%. Sedangkan jumlah SMP dan SMA kurang
lebih 60.000 dan 30.000, plus 3.000 perguruan tinggi.
Satu hal yang menarik bagi berkaitan
dengan tenaga pendidik adalah relasi guru dan murid yang berjalan
demokratis. Ciri khas pendidikan di Beijing adalah adanya klasifikasi
guru, mulai dari guru paripurna sampai guru yang tidak qualified. Siswa
juga bebas mengevaluasi guru secara objektif. Dua hal yang masih tabu di
negara kita.
Guru
juga mendapat tempat istimewa di Beijing. Gaji guru di sana berkisar
3.000–5.000 yuan per bulan. Dalam kurs 1 yuan= Rp 1.200, guru di China
menerima rata-rata senilai Rp 3,6 juta–Rp 6 juta/bulan. Selain gaji
pokok, guru juga menerima tunjangan kesejahteraan sebesar 10% dari gaji
pokok. Sistem penggajian buat guru ini lebih tinggi 10% daripada pegawai
biasa.
Penghasilan
itu sudah memadai. Sehingga, hampir tidak pernah terdengar guru harus
“ngojek” atau kepala sekolah mencari uang tambahan dari jual-beli
seragam dan buku. Ketika pensiun pun, setiap guru berhak mendapatkan
100% gaji pokok per bulannya.
b. Pendidikan di Malaysia
Pada
era tahun 70an sampai 80an keadaan pendidikan di Indonesia masih di
atas Malaysia. Orang Malaysia datang belajar ke Indonesia. Bahkan
beberapa guru dari Indonesia diperbantukan mengajar di Malaysia.
Sekarang pendidikan di Malaysia termasuk yang paling baik di dunia,
tetapi Indonesia malah terkesan berjalan di tempat. Tambahan lagi
sekarang biaya pendidikan sudah mulai menjadi di luar jangkauan
kebanyakan masyarakat di Indonesia.
Sistem
pendidikan di Malaysia disusun berdasarkan pada Sistem Pendidikan
Inggris. Pendidikan rendah atau pendidikan dasar di Malaysia dimulai
pada kanak-kanak usia 7 – 12 tahun (pendidikan dasar 6 tahun). Wajib
belajar (pendidikan wajib) di Malaysia diterapkan dan dilaksanakan mulai
tahun persekolahan 2003.
Pendidikan
wajib adalah satu peraturan yang mewajibkan setiap ibu bapak
warganegara Malaysia (yang menetap di Malaysia) yang mempunyai anak
mencapai umur enam tahun mendaftarkannya di sekolah rendah (pendaftaran
murid biasanya dilakukan 1 tahun sebelum masa persekolahan).
Kegagalan
ibu bapak memastikan anaknya mengikuti pendidikan wajib merupakan satu
kesalahan dari segi undang-undang, dan jika terbukti di pengadilan, ibu
bapak berkenaan akan dikenakan denda maksimal RM 5000 atau dipenjarakan
maksimal 6 bulan atau kedua-duanya sekali.
Ada
peraturan yang mewajibkan, ada pula sangsi bagi yang melanggar. Namun
negara juga mendukung sepenuhnya pembangunan di bidang pendidikan.
Fasilitas, sarana dan prasarana serta kesejahteraan guru diperhatikan.
Biaya Pendidikan Dasar
Orang
tua murid dikenakan membayar iuran sekolah yang dibayarkan pada awal
tahun ajaran baru. Besarnya iuran yang dipungut oleh pihak sekolah
berkisar antara RM 50 hingga RM 75 pertahun (Rp. 125.000 –
187.500/tahun) tiap siswa. Iuran tersebut dirinci untuk pembayaran
asuransi, biaya ujian tengah semester & semesteran, iuran khas,
biaya LKS, praktek komputer, kartu ujian, file data siswa & rapor.
Khusus
untuk sumbangan PIBG (Persatuan Ibu Bapak dan Guru) hanya dipungut satu
bayaran untuk satu keluarga. Jadi untuk keluarga yang menyekolahkan 1
anak atau lebih, dikenakan bayaran yang sama yaitu RM 25/keluarga. Dan
untuk siswa kelas enam ditambah biaya UPSR sebesar RM 70. Selain itu tak
ada pungutan lain, termasuk pula tak ada pungutan sumbangan dana
pembangunan. Pembangunan dan renovasi gedung sepenuhnya menjadi
tanggungjawab kerajaan/pemerintah.
Buku
teks atau buku pegangan yang digunakan siswa relatif tak berganti atau
sama setiap tahun. Bila orang tua murid membeli semua buku teks dan
aktifiti, harganya berkisar antara RM 80 – RM 125/siswa pertahun. Itupun
hanya sekali beli untuk anak sulung saja. Karena untuk keluarga yang
mempunyai anak lebih dari satu, buku teks tersebut dapat dipakai
bergantian “turun temurun”. Khusus untuk keluarga dengan pendapatan
kurang dari RM 2000/bulan, dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah
untuk peminjaman buku teks yang disediakan dari sekolah.
Suatu
biaya pendidikan yang terbilang relatif murah untuk negara dengan
pendapatan rerata per keluarga sebesar RM 2500/bulan atau setara dengan
Rp. 6.250.000/bulan (Data 2003, Kementrian Kewangan Malaysia).
Lebih-lebih lagi, mulai tahun persekolahan 2008 mendatang pemerintah
merencanakan untuk meminjamkan semua buku teks kepada para siswa sekolah
rendah tanpa kecuali. Praktis, orangtua murid tidak lagi terbebani
untuk membeli buku teks.
Update,
Januari 2008: Pemerintah/Kerajaan Malaysia, betul-betul memenuhi
janjinya. Mulai tahun ajaran 2008 ini, semua siswa Sekolah Rendah warga
tempatan (warga Malaysia) mendapatkan peminjaman buku teks yang
disediakan oleh Pemerintah melalui sekolah masing-masing.
Peran Pemerintah
Kurikulum
pendidikan yang ditetapkan oleh Kementrian Pelajaran Malaysia, relatif
stabil. Kurikulum yang digunakan di Sekolah Rendah Malaysia disebut
dengan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR). Dari data Kementrian
Pelajaran Malaysia, KBSR mulai diujicobakan tahun 1982 di 302 buah
sekolah rendah. Sejak tahun 1988, pelaksanaan KBSR sepenuhnya dicapai
dan hingga tahun 2007 ini masih dipergunakan.
Penulis
tidak menemukan data resmi yang menjelaskan tentang perubahan kurikulum
dari KBSR menjadi kurikulum lainnya. Selain dalam buku teks untuk
sekolah rendah tahun 2007 tertulis: disusun berdasarkan KBSR yang
disemak-ulang/direvisi. Revisi terakhir dilakukan pada tahun 2005,
dimana mata pelajaran Sains dan Matematika menggunakan bahasa pengantar
Bahasa Inggris.
Kesejahteraan
guru? Gaji guru di Malaysia berkisar di atas RM 1000 (>Rp
2.500.000), yang hampir setara dengan gaji profesor (golongan IV/e) di
negara kita. Meskipun juga banyak keluhan dari para guru Malaysia
tersebut yang merasa gaji mereka masih juga rendah. Namun pada
kenyataannya, guru sekolah rendah di Malaysia sudah mampu mengajukan
kredit mobil dari gajinya, sedangkan guru SD di Indonesia baru pada
tahap layak mengajukan kredit sepeda motor. Itupun baru sebagian kecil
guru saja, sedang sebagian besar lainnya berusaha melunasinya dengan
menjadi tukang ojek.
c. Pendidikan di Norwegia
Kebijakan
pendidikan Norwegia berakar pada prinsip kesamaan hak terhadap
pendidikan bagi semua anggota masyarakat, tanpa memperhitungkan latar
belakang sosial dan budaya atau tempat tinggal. Merupakan peranan
sekolah untuk menyampaikan pengetahuan dan budaya, serta memajukan
mobilitas sosial dan memberikan dasar penciptaan kesejahteraan bagi
semua pihak.
Kegiatan
mengajar di sekolah Norwegia diadaptasikan dengan kemampuan dan
keahlian masing-masing siswa. Pendidikan khusus tersedia bagi penyandang
catat tubuh atau mereka yang membutuhkan perhatian khusus, yang jika
tidak dipenuhi maka tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan mengajar
sekolah umum. Sebagai akibat dari meningkatnya imigrasi, maka jumlah
siswa yang memiliki bahasa minoritas juga bertambah. Kebijakan
pendidikan Norwegia mengatur perhatian bagi kebutuhan khusus akan siswa
dengan latar belakang bahasa minoritas, sehingga mereka dapat
menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas dengan baik dan
melanjutkan ke perguruan tinggi serta kemudian bekerja.
Storting
(majelis nasional Norwegia) dan Pemerintah bertanggung jawab menentukan
tujuan dan menetapkan kerangka kerja anggaran untuk sektor pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Penelitian merupakan agen administratif yang
bertanggung jawab terhadap hal-hal pendidikan, dan menerapkan kebijakan
pendidikan nasional. Norwegia memiliki sistem sekolah yang seragam dan
berdasarkan pada standar umum. Kurikulum nasional telah diperkenalkan
untuk memastikan bahwa standar pendidikan pemerintah dipenuhi.
Pendidikan
wajib di Norway adalah 10 tahun, terdiri dari primary, lower secondary
dan upper secondary. Pejabat pendidikan di tingkat daerah bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa sekolah yang layak dapat diakses oleh anak,
kaum muda dan dewasa di semua kotamadya dan daerah. Kotamadya
bertanggunga jawab menjalankan primary dan lower secondary, sementara
upper secondary dikelola oleh tingkat daerah.
Sektor
pendidikan tinggi terdiri dari program pendidikan di universitas dan
akademi. Biaya mengikuti program ini umumnya tergantung pada
penyelesaian tiga tahun pendidikan upper secondary. Dengan pengecualian
pada beberapa institusi yang dijalankan swasta, semua institusi
pendidikan tinggi dikelola oleh Negara. Namun, tiap institusi memiliki
otonomi akademis dan administratif.
Pendidikan
umum di Norwegia tidak dikenakan biaya hingga dan termasuk tingkat
upper secondary. Biaya pendidikan tinggi di semua institusi Negara
umumnya tidak mahal. Bantuan Pinjaman Pendidikan Negara didirikan pada
tahun 1947, dan memberikan pinjaman pada siswa dan bantuan untuk biaya
hidup bagi mereka yang mengikuti program pendidikan tinggi. Bantuan juga
diberikan pada siswa Norwegia yang ingin melanjutkan sebagian kegiatan
belajarnya di luar negeri.Sekolah swasta memberikan sistem tambahan dari
sistem sekolah umum. Direktorat Pendidikan
Program
akademis di sekolah swasta harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam peraturan terkait. Sekolah swasta yang telah diotorisasi berhak
mendapatkan bantuan dari pemerintah.
d. Pendidikan di India
INDIA
merupakan sebuah paradoks. Negara itu kaya akan sumber daya alam,
tetapi lebih dari 40 persen penduduknya hidup di bawah 1 dollar AS per
hari. India memiliki begitu banyak ahli bidang teknik. Sejumlah 30
persen dokter di AS dan para pekerja teknologi informasi serta ahli
teknik menguasai perusahaan-perusahaan penting di AS. Banyak orang India
menduduki posisi bagus di organisasi internasional. Namun, hampir 40
persen atau lebih dari 350 juta orang dewasa di India buta huruf, hampir
40 persen anak putus sekolah setelah kelas lima, dan lebih dari 55
persen putus sekolah setelah kelas delapan. Indeks Pembangunan Manusia
India berada di peringkat 127, jauh di bawah Indonesia yang berada di
peringkat 111.
Kemajuan
India dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah diakui dunia. Negara
itu telah melahirkan sejumlah pemenang Nobel: Amartya Sen (ekonomi),
Subrawanian Chandrashekar dan Chandrashekar Venkataraman (fisika),
Hargobind Khorana (kedokteran). Dua warga India lainnya, Bunda Theresa
memenangi Nobel Perdamaian dan Rabindranath Tagore di bidang sastra.
Di
tengah persoalan kemiskinan yang membayangi India dari masa ke masa,
Pemerintah India konsisten mengembangkan pusat-pusat keunggulan di
tingkat universitas sejak awal kemerdekaan. Tiga tahun setelah
kemerdekaannya, pada tahun 1951, parlemen India menetapkan Institut
Teknologi India di Karagpur sebagai pusat keunggulan nasional. Semua
dana pembangunan dan operasional sepenuhnya disokong oleh pemerintah
pusat. Institut teknik yang sama dibentuk di lima kota lain yang
tersebar di sejumlah wilayah, dari utara sampai selatan negeri itu. Pada
tahun 2001 Universitas Roorkee yang berada di bawah urusan pemerintah
Negara Bagian Uttar Pradesh diangkat statusnya oleh parlemen menjadi
salah satu pusat unggulan nasional. Namanya berubah menjadi IIT Roorkie,
menyejajarkan diri dengan enam IIT yang sudah ada.
Keberadaan
IIT yang didukung penuh secara finansial oleh pemerintah pusat itu
sangat besar peranannya menciptakan kumpulan besar teknisi dan pakar
teknologi di India. Selain IIT, sejumlah universitas juga memiliki
fakultas bidang sains dan teknik yang cukup bagus dan lulusannya
diperhitungkan di pasar kerja tingkat dunia. Kumpulan para profesional
di bidang teknik, khususnya teknologi informasi, menyerbu AS. Sekitar 30
persen pekerja perusahaan perangkat lunak raksasa Microsoft di AS
berasal dari India, meski Bill Gates hanya menyebut angka sekitar 20
persen. Tidak sedikit pula ahli sains dan teknologi dari India menjadi
pengajar di universitas top AS. Para profesional teknik dari India
diperhitungkan di tingkat dunia.
Semula
kepergian orang- orang pintar India ke AS itu dikeluhkan dan dirisaukan
menjadikan India mengalami brain drain. Orang-orang India yang menyerbu
kesempatan bekerja di negara-negara maju itu tidak hanya menyumbang
devisa yang tidak sedikit bagi India. Sebagian dari mereka kembali ke
India dengan modal uang dan keahlian yang dimiliki. Mereka membentuk
perusahaan-perusahaan perangkat lunak komputer di Bangalore, kawasan
selatan India, yang dijuluki sebagai lembah silikon India, mengingatkan
kita pada lembah silikon di Amerika Serikat. Keberhasilan itu makin
memacu minat anak-anak muda India berlomba masuk universitas teknik yang
makin membuka lebar pintu ambisi negara itu menjadi raksasa dunia dalam
industri perangkat lunak.
Industri
piranti lunak di India berkontribusi besar bagi perekonomian India.
Pada tahun 2002 industri piranti lunak di India menghasilkan 10 miliar
dollar AS, dengan pasar domestik 2 miliar dollar AS, masih memberikan
sumbangan 16 persen dari total ekspor dari negara itu.
Bukan
hanya pendidikan tinggi teknik keunggulan negara miskin itu.
Sekolah-sekolah kedokteran di India diselenggarakan dengan standar
internasional sehingga lulusannya pun bisa memperoleh pekerjaan di luar
India. Sekitar 30 persen dokter di AS adalah orang India. Sekolah bisnis
dan manajemen di India juga mulai diperhitungkan. Menyusul ketenaran
IIT, enam Institut Manajemen India telah mencapai reputasi internasional
dalam beberapa tahun belakangan. Institut Manajemen India Ahmedabad
disejajarkan dengan lulusan sekolah bisnis Harvard (salah satu terbaik
di dunia) dan lulusan terbaiknya diperebutkan perusahaan multinasional
dengan gaji sangat tinggi.
Pendidikan
tinggi di India tidak banyak meninggalkan masalah. Meskipun, menurut
Dekan Fakultas Pendidikan Universitas Jamia Millia Islamia Prof Mohammad
Miyan, pendidikan tinggi di India masih harus lebih banyak diarahkan
untuk menghasilkan profesional di bidang teknik bukan sarjana-sarjana
ilmu sosial. Pendapat senada dikemukakan profesor bidang matematika
Jamia Millia Islamia Ny Kum Kum Dewan. Sejauh menyangkut pendidikan
tinggi, kata Dewan, pendidikan di India tidak masalah. Masalah besar
pendidikan di India adalah pendidikan untuk masyarakat di tingkat rakyat
jelata.
e. Pendidikan di Jepang
Pada
prinsipnya sistem pendidikan di Jepang mengikuti pola penjenjangan yang
mirip dengan yang ada di Indonesia yaitu pola penjenjangan dengan
sistem 6-3-3-4, yaitu enam tahun pendidikan dasar, masing-masing tiga
tahun pendidikan menengah pertama dan menengah atas serta empat tahun
pendidikan tinggi kecuali bidang kedokteran, kedokteran hewan dan dokter
gigi. Untuk jenjang pendidikan pasca sarjana Jepang juga mengikuti pola
2-3, yaitu dua tahun untuk Program Magister dan tiga tahun untuk
Program Doktor.
Di Jepang ada empat jenis pendidikan tinggi, yakni :
1). Universitas (Daigaku), 4 tahun;
2). Akademi Teknologi (Tanki-daigaku), 5 tahun, minimal 167 kredit;
3). Sekolah Tinggi Teknik (Koto-senmon-gakko);
4). Sekolah Kejuruan (Senmon-gakko).
Universitas
sebagai suatu pusat pendidikan bertujuan untuk menyelenggarakan
pengajaran dan studi untuk bidang-bidang profesional dan seni serta
memberi pengetahuan luas dan mengembangkan intelektual, moral dan
kemampuan berpraktek. Hal ini tertuang dalam artikel 52 dari
Undang-Undang Pendidikan Jepang. Universitas melaksanakan program empat
tahun disebut sebagai program sarjana. Tetapi kedokteran, kedokteran
gigi, kedokteran hewan memprasyaratkan program pendidikan selama enam
tahun.
Di negara ini terdapat program pendidikan G to G (Goverment to Government) dan U
to U (University to University). Program G to G adalah program beasiswa
yang calon penerimanya di usulkan oleh duta besar Jepang kepada
Monbusho (Departemen Pendidikan Jepang) pesertanya adalah PNS. Sedangkan
U to U adalah program beasiswa dari perguruan Tinggi Jepang yang
merekomendasikan penerima beasiswa dari perguruan tinggi yang memiliki
kerjasama di bidang akademis, pesertanya adalah umum.
f. Pendidikan di Brunei Darussalam
Kira-kira
dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik
minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah
orang Tionghoa (Han) yang menyusun lebih kurang 15% jumlah penduduknya.
Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling
penting:
bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa.
Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas, dan terdapat sebuah
komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara
Britania dan Australia. Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan
Brunei merupakan kepala agama negara itu. Agama-agama lain yang dianut
termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa), agama Kristen,
serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang amat
kecil). Ekonomi kecil yang kaya ini adalah suatu campuran keusahawanan
dalam negeri dan asing, pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi
kampung. Pengeluran minyak mentah dan gas alam terdiri dari hampir
setengah PDB. Pendapatan yang cukup besar pekerjaan luar negeri menambah
pendapatan daripada pengeluaran dalam negeri.
Program
pendidikan diarahkan untuk menciptakan manusia yang berakhlak dan
beragama dan menguasi teknologi. Pemerintah telah menetapkan tiga bidang
utama dalam pendidikan, yaitu :
a. Sistem dwibahasa di semua sekolah
b. Konsep Melayu Islam Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah
c. Peningkatan serta perkembangan sumber daya manusia termasuk pendidikan vokasional (kejuruan) dan teknik.
Dalam
bidang pendidikan, Pemerintah Brunei Darussalam lebih mengutamakan pada
penciptaan SDM yang berahlak, beragama, dan menguasai teknologi. Sistim
pendidikan umum di Brunei Darussalam memiliki banyak kesamaan dengan
negara-negara “commonwealth” seperti Inggris, Malaysia,
Singapura,
dan lain-lain. Salah satu target yang akan dicapai di bidang Pendidikan
adalah meningkatkan angka lulusan Pendidikan sekolah tinggi di Brunei
Darussalam. Upaya yang telah dilakukan antara lain sejak tahun 2003, UBD
telah membuka peluang bagi keterlibatan sektor swasta di bidang
penelitian. Peluang keterlibatan pihak swasta dimaksudkan agar
Pemerintah dan pihak swasta dapat bekerjasama dalam pembangunan nasional
di bidang Pendidikan.
Baginda
merumuskan, semua objektif di dalam pendidikan ialah bagi melahirkan
rakyat yang taat beragama di mana mereka akan menjadi pelita ummah yang
mempunyai fahaman dan pegangan yang betul. Kea rah itu, baginda turut
berharap supaya dikemaskinikan mata pelajaran Pengetahuan Agama Islam
atau Islamic Religious Knowledge (IRK) dalam persekolahan umum.
Sistem
pendidikan umum Brunei memiliki banyak kesamaan dengan negara
Commonwealth lainnya seperti Inggris, Malaysia, Singapura dan lainlain.
Sistem ini dikenal dengan pola A7-3-2-2" yang melambangkan lamanya masa
studi untuk masing-masing tingkatan pendidikan seperti: 7 tahun
tingkatdasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat menengah
atas dan 2 tahun pra-universitas. Untuk tingkat dasar dan menengah
pertama, sistem pendidikan Brunei tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
Pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar bagi murid-murid
dalam menulis, membaca, dan berhitung disamping membina dan
mengembangkan karakter pribadi. Pendidikan TK yang merupakan bagian
tingkat dasar mulai diterapkan di Brunei tahun 1979 dan sejak itu setiap
anak berumur 5 tahun diwajibkan memasuki TK selama setahun sebelum
diterima di SD kelas 1. Kenaikan tingkat dari TK ke SD dilakukan secara
otomatis. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1 dan seterusnya setiap murid
akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi saja
yang dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sementara yang gagal harus
tinggal kelas dan sesudah itu baru mendapat kenaikan kelas otomatis.
Setelah mengikuti pendidikan dasar 7 tahun, murid yang lulus ujian akhir
dapat melanjutkan pendidikannya ke SLTP selama 3 tahun. Bagi siswa yang
lulus ujian akhir SLTP akan memiliki pilihan yaitu:
a. Dapat meneruskan pelajaran ke tingkat SLTA . Di tahun ke-2, siswa akan menjalani ujian penentuan tingkat yang dikenal BCGCE (Brunei Cambridge General Certificate of Education)
yang terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat AO dan AN. Bagi siswa yang
berprestasi baik akan mendapat ijazah tingkat AO artinya siswa dapat
meneruskan pelajaran langsung ke pra-universitas selama 2 tahun untuk
mendapatkan ijazah Brunei Cambridge Advanced Level Certificate tingkat
AA. Sementara itu, siswa tingkat AN harus melanjutkan studinya selama
setahun lagi dan kemudian baru dapat mengikuti ujian bagi mendapatkan
ijazah tingkat AO.
b. Bagi
siswa tamatan SLTP yang tidak ingin melanjutkan pelajarannya ke
universitas dapat memilih sekolah kejuruan seperti perawat kesehatan,
kejuruan teknik dan seni, kursus-kursus atau dapat terjun langsung ke
dunia kerja.
g. Pendidikan di Jerman
Republik
Federasi Jerman (RFJ) adalah suatu negara federal, yang di dalam
istilah mereka biasa disebut BUNDES-REPUBLIK DEUTSCHLAND (BRD) dengan
ibu kotanya Berlin. Sebelum terjadi penyatuan Jerman Barat dan Jerman
Timur pada tanggal 3 Oktober 1990, istilah RFJ biasanya dimaksudkan
untuk Jerman Barat saja, tetapi ternyata sekarang nama ini diadopsi
sebagai nama negara Jerman tersebut. Sebagai suatu negara federal dapat
dimengerti kalau dalam sistem pendidikannya terdapat variasi dari suatu
negara bagian ke negara bagian lainnya, dimana tahap-tahap pendidikan di
RFJ dapat mencakup berbagai subsistem:
a. Kindergarten, sebagai suatu Pre-School Education atau tahap persiapansekolah yang tidak terlau banyak diatur oleh negara/pemerintah;
b. Grundschule atau Primary Education, biasanya ditempuh dalam empat tahun ajaran, yang merupakan tahap awal pendidikan formal
c. Secondary Education yang terdiri dari ealschule,Hauptschule,Gesamtschule, Berufschule, Fachschule dan Gymnasium.
Pada dasarnya lulusan Gymnasium inilah merupakan calon utama
untukmeneruskan perjalanan di perguruan tinggi. Tahap ini diselesaikan
selama sembilan tahun setelah Grundschule.
Dengan
demikian untuk mulai belajar pada tingkat pendidikan tinggi mereka
telah menempuh 13 tahun pendidikan dasar dan menengah. Mereka harus
menempuh ujian akhir yang disebut Abiturprüfung untuk memperoleh kualifikasi meneruskan ke perguruan tinggi (Zulassung zum Ztudium), dimana pembagian tempat studi ini diatur secaraterpusat oleh Zentralstelle für die Vergabe von Studienplatzen (ZVS). Dikenal tiga pola/prosedur untuk pembagian tempat studi ini, yaitu:
a) Special Distribution Procedure, kalau jumlah peminat lebih sedikit dari jumlah tempat studi tersedia;
b) General Selection Procedure,
kalau jumlah peminat lebih besar dari jumlah tempat studi tersedia. Di
sini prioritas diberikan berdasarkan nilai ujian Abitur masing-masing
calon serta waiting period yang bersangkutan. Biasanya untuk
calon asing baik pemula maupun yang sudah mempunyai tambahan pendidikan
tinggi diberikan persentase jumlah atau jatah maksimal tertentu;
c) Transitional Procedure, terutama diberlakukan untuk bidangbidang numerus clausus seperti kedokteran, kedokteran hewan dan kedokteran gigi, dimana dilakukan ujian/tes yang digabung dengan hasil ujian Abitur;
d) Tertiary Education atau Higher Education atau
dalam istilah kita disebut pendidikan tinggi. Selanjutnya pembicaraan
dalam tulisan ini akan ditekankan terutama tentang sistem pendidikan
tinggi ini.
h. Pendidikan di Prancis
Secara
umum sistem pendidikan di Perancis telah dimantapkan kembali dengan
falsafah pendidikan baru sejaklebih dari 25 tahun yang lalu. Pada
tingkat pendidikan tinggi, materi pendidikan melampaui kerangka
institusional atau interdisiplineritas. Dengan menelusuri jalur-jalur
utama yang dapat membantu memahami cara kerja sistem tersebut maka
kekayaan ilmu lahir dan interpretasi berbagai bidang ilmu dapat
dilakukan melalui sistem pendidikan. Dengan demikian perlu panduan untuk
kelancaran pelaksanaannya, adanya pertukaran dan pembaharuan.
Pendidikan Dasar
Sejak
tahun 1967, semua anak di Perancis dikenakan wajib belajar sampai
dengan umur 16 tahun. Seperti di negara-negara lain, sekolah di Perancis
dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) / Ecole Maternelle sebagai
tingkat pra-sekolah. Seorang anak yang sudah berumur 2 tahun dengan
ditambah syarat-syarat tertentu sudah boleh masuk TK, walaupun pada umumnya anakanak masuk TK berumur antara 3 sampai 4 tahun.
Pendidikan
pra sekolah dibagi menjadi 3 tingkat: kecil, sedang dan besar. Pada
tahap ini anak-anak diperkenalkan cara hidup berkelompok, keterampilan
sederhana dan pengenalan huruf-huruf serta angka. Pendidikan dasar
dimulai pada usia 6 tahun dan selama 5 tahun: Jenjang Persiapan (CPI),
Dasar 1 (CE1), Dasar 2 (CE2), Menengah (CM1) dan Menengah 2 (CM2).
Tujuan utama pendidikan dasar ini adalah untuk mengajarkan pada
anak-anak kehidupan bermasyarakat memberikan kemampuan membaca dan
berhitung dengan persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan menengah (Iycees dan Colleges).
Pendidikan ini berkewajiban menggabungkan kepentingan dasar pendidikan
dan kesenangan , atau bermain suatu pendekatan yang terbukti berhasil
pada anak-anak. Dewasa ini hampir 100% anak yang berumur 6 tahun sudah
memasuki bangku sekolah dasar. Anak-anaksekolah di TK dan SD negeri
dibebaskan dari pembayaran, dan memperoleh buku-buku pelajaran secara
gratis.
Pendidikan Menengah Pertama
Pada pendidikan menengah tingkat pertama, anak-anak belajar selama 4 tahun dan pada akhir Sekolah Lanjutan Pertama (SLP = College)
anak-anak dijuruskan ke salah satu jurusan Sekolah Lanjutan Atas (SLA =
Lycee) yaitu ke pendidikan jangka panjang atau pendek. Pada sekolah
menengah pertama umum atau kejuruan (tertentu) di sekolah negeri tidak
dipungut biaya, dan sampai tingkat SLP inipun buku-buku pelajaran
diberikan secara gratis.
Pendidikan Menengah Atas
Tingkat pendidikan menengah atas ditempuh selama 3 tahun yaitu : kelas 2, 1 dan terminal dengan tetap mempertahankan pendidikan
fundamental yang relatif homogen pada semua jurusan. Sejak tahun
pertama terdapat 3 jurusan utama, yaitu : Sastra, IlmuPengetahuan Alam
serta Sains dan Teknik Industri/Sains Teknik, dan Teknik Ekonomi. Pada
akhir SLA, murid-murid yang lulus mendapat ijazah Baccaloreat. Ijazah
pendidikan menengah atas dapat digunakan untuk masuk universitas atau
masuk kelas ersiapan pada sekolah tinggi. Sebagai perbandingan, pada
Tabel 1 diperlihatkan sistem pendidikan dasar dan menengah di Perancis
dan di Indonesia. Sekolah profesional seperti halnya sekolahsekolah
kejuruan menengah di kita, memberikan pendidikan profesional setelah
tamat kelas 3. Pelajaran yang diberikan adalah pendidikan praktek dan
teori selama 2 sampai 3 tahun. Setelah lulus diberikan sertifikat
keterampilan profesional (CAP) dan Diploma Teknik Tinggi (BTS). Biasanya
pada tahun kedua diberikan pelajaran teori dan praktek di sekolah serta
praktek kerja
Sistem Pendidikan Tinggi
Sejak tahun 1968 ditetapkan tiga azas yang mendasariorganisasi pendidikan tinggi di Perancis yaitu :
· Otonomi universitas di bidang keuangan, administrasidan ilmu pendidikan.
· Partisipasi mahasiswa, pengajar dan civitas akademika pada segala kegiatan pemilihan (Dewan UER, Dewan Universitas).
· Multidisiplinaritas sehingga dapat menghindarispesialisasi yang sempit.
Menurut
pembagian administratif, Perancis dibagi dalam wilayah-wilayah
akademik. Jumlah wilayah untuk seluruh Perancis ada. Misalnya akademi
Paris mencakup perguruan tinggi di Paris dan sekitarnya. Jadi berbeda
dengan pengertian akademi dalam bahasa Indonesia. Dari undang-undang
yang dikeluarkan tanggal 26 Januari 1984 diadakan penyempurnaan
(reorganisasi) pendidikan dari siklus pertama sampai siklus ketiga yang
bertujuan :
· Perbaikan prestasi pendidikan tinggi
· Penganekaragaman dan profesionalisasi pend. tinggi
· Penyesuaian pendidikan tinggi pada keadaan nyata diluar perguruan tinggi (perindustrian, dan pusat-pusatpenelitian).
· Membentuk ikatan dengan lingkungan ekonomi dansosial.
Perbaikan
tersebut bertujuan untuk menjadikan pendidikan di Universitas lebih
praktis tanpa menghilangkan fungsi kulturalnya. Pada tahun 1992 dan
berikutnya tahun 1997 telah diadakan pembaharuan kembali pada sistem
pendidikan tinggi di Perancis ini khususnya untuk menata ulang
profesionalisme di setiap bidang pendidikan serta memungkinkan
keserasian sistem dengan sistem di negara anggota Uni Eropa dan
keterbukaan bagi masyarakat Uni Eropa. Perbaikan siklus pertama
bertujuan memberikan esempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk
dapat memilih dengan tetap mempertahankan pelajaran klasik yang
diimbangi dengan usaha, lebih membuka diri pada masalah teknologi,
ekonomi dan sosial tanpa menghilangkan fungsi kulturalnya. Siklus ketiga
merupakan formasi penelitian perseorangan atau dalam kelompok kerja
yang bersifat multidisiplin. Organisasi pendidikan di universitas pada
dasarnya hampir sama namun untuk Fakultas Kedokteran, Farmasi, Sekolah
Tinggi (Grandes Ecoles) berbeda dengan organisasi pada fakultas sains.
Hal tersebut juga akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan sistem
pendidikan di Indonesia. Sedang program Institute Universite de
Technologie (IUT) sederajat dengan program D1, D2, D3 atau politeknik di
Indonesia.
i. Pendidikan di Australia
Pada dasarnya system pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi 4(empat) strata (tingkatan), yaitu :
• Sekolah Dasar (Primary School)
• Sekolah Menengah (Secondary or High School)
• Pendidikan Kejuruan & Pelatihan (Vocational Education & Training)
• Pendidikan Tinggi (University)
Sebelum
memasuki pendidikan tinggi di Australia, siswa tersebut haruslah
menempuh pendidikan dasar dan pendidikan menengah terlebih dahulu,
seperti halnya dengan di Indonesia. Tetapi setelah menyelesaikan sekolah
menengah, banyak pilihan bagi seorang siswa untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan Dasar
Waktu
yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar adalah 6 – 7 tahun.
Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6 atau 7 tahun.
Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh
ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya,
siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka
secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian
tahun. Tahun pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6. Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6 tahun.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan menengah berakhir pada Year 11. Untuk
negara bagian yang menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka
pendidikan menengahnya memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di
negara bagian SA, NT, Qld, dan WA). Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat
memilih ke arah mana jenjang pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika
seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang aplikatif, maka ia
dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggiyang khusus disiapkan
untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational Education and Training (VET) atau Colleges for Technical and Further Educaton (TAFE).
Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga teknisi. Jika siswa
tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis.
maka ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat
memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai Matriculation Year.
Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa
digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai
yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa
tersebut memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di
berbagai negara, paspor untuk dapat diterima di universitas favorit
adalah nilai ujian Matriculation yang setinggi mungkin. Akan tetapi tidak semua yang mempunyai nilai baik dalam Matriculation Year dapat
diterima langsung di perguruan tinggi yang diinginkannya. Hal ini
disebabkan oleh karena keterbatasan tempat di perguruan tinggi
bersangkutan untuk bidang-bidang ilmu tertentu (umumnya bidang ilmu yang
popular dan “basah”). Bagi siswa yang mengalami kejadian ini, mereka
tidak perlu berkecil hati karena dapat memasuki perguruan tinggi dengan
menempuh VET atau TAFE terlebih dahulu (lihat Gambar 1). Pada umumnya,
perguruan tinggi akan menerima lulusan VET atau TAFE yang akan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Nilai kredit yang telah
diperoleh dari VET atau TAFE akan diperhitungkan dalam menentukan
jenjang yang akan dimasukinya.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana (dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc)
tergantung pada bidang ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.
Jika mahasiswa/i tersebut berminat melanjutkan pendidikannya kejenjang
yang lebih tinggi (ke jenjang pascasarjana), maka ia perlu belajar lagi
selama 1 (satu) tahun. Jenjang ini dikenal sebagai Honours evel,
dan gelar yang diperolehnya akan menjadi BA (Hons) atau Bsc (Hons)
sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya. Tingkat kelulusan di jenjang
Honours ini sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan sang
mahasiswa di jenjang pascasarjana. Ada empat tingkat kelulusan pada
jenjang Honours, yaitu First Class Honours (I) ; Upper Second Class Honours (II-A) ; Lower Second Class Honours (II-B) ; dan Third Class Honours (III). Banyak universitas di Australia menerima mahasiswa/i untuk programS3 (Doktor) langsung dari jenjang Honours, jika ia mendapatkan Honours peringkat I atau II-A. Tetapi jika mahasiswa/i tersebut mendapat peringkat II-B, ia diharuskan menempuh jenjang S2 (Masters)
terlebih dahulu. Sekarang, universitas di Australia cenderung
menganjurkan para mahasiswa/i pascasarjana untuk menempuh jenjangS2
terlebih dahulu sebelum menempuh jenjang S3. Jika kemajuan yang dicapai
oleh sang mahasiswa/i tersebut sangat baik pada tahap-tahap akhir di
jenjang S2, maka ia diperkenankan untuk mengalihkan programnya ke
jenjang S3. Bagi mahasiswa yang mendapat peringkat Honours III, ia tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Lama
pendidikan untuk jenjang S2 adalah 1 sampai 2.5 tahun, sedangkan untuk
jenjang S3 diperlukan waktu 3 sampai 3.5 tahun. Pendidikan tingkat S2
dapat dilakukan melalui tiga metoda, yaitu dengan mengikuti perkuliahan
saja (dikenal sebagai Masters by Coursework) yang memerlukan waktu antara 12 - 18 bulan; atau melalui penelitian (Masters by Research) yang memerlukan waktu antara 1.5 - 2.5 tahun; atau kombinasi dari keduanya (Masters byCoursework & Research)
yang memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Sering calon mahasiswa/i pasca
dari negara lain yang tidak mengenal sistem pendidikan di Australia agak
bingung jika ditanya dengan cara apa ia akan menempuh jenjang S2nya.
Jika calon mahasiswa/i S2 tersebut di kemudian hari bermaksud untuk
mengambil program S3, maka sang calon sangat dianjurkan untuk mengambil
program Masters by Research atau Masters by Coursework and Research.
j. Pendidikan di Selandi Baru
Selandia Baru (New Zealand)
adalah negara kepulauan yang terletak di sebelah tenggara Australia
(berjarak sekitar 2250 km), dengan luasan yang hampir sama dengan
Inggris atau Jepang. Selandia Baru, yang membentang sepanjang 1600 km
dari utara ke selatan, adalah negara dengan akar budaya Eropa yang
menyerap budaya setempat seperti Maori dan Kepulauan Pasifik lainnya.
Bahasaresmi di Selandia Baru adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Maori.
Sekarang dengan banyaknya penduduk dari negara-negara Asia, Selandia
Baru juga menjadi tempat bertemunya berbagai kebudayaan dari Asia dengan
kebudayaan yang telah ada sebelumnya.
Penduduk
Selandia Baru berjumlah sekitar 3.8 juta jiwa, dan mempunyai tingkat
pendidikan yang baik. Hal ini, antara lain disebabkan karena adanya
wajib belajar bagi anak-anak Selandia Baru hingga berumur 16 tahun.
Sistem pendidikan di Selandia Baru akan dibahas pada bagian berikut, dan
kemudian dilanjutkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan tinggi.
Sistem Pendidikan Di Selandia Baru
Sistem
pendidikan di Selandia Baru, pada dasarnya, mirip dengan sistem
pendidikan di Australia, yaitu mengikuti system pendidikan Inggris.
Sebelum memasuki pendidikan tinggi di Selandia Baru, siswa tersebut
haruslah menempuh terlebih dahulu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Pendidikan Dasar
Waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan dasar di Selandia Baru
adalah 9 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar padaumur 6
atau 7 tahun. Di Selandia Baru dikenal kelas Nol (atau year 0), yang dilanjutkan menjadi year 1 dan seterusnya. Pendidikan Dasar (Primary Schools) di Selandia Baru dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yang dikenal sebagai :
§ Full Primary Schools, adalah sekolah dasar yang memberikan pendidikan dari year 0 – 8 (di Indonesia, setara dengan dari kelas Nol hingga kelas 2 SMP)
§ Contributing Schools, adalah sekolah dasar yang memberikan pendidikan dari year 0 – 6 (setara dengan dari kelas Nol hingga kelas 6 dalam sistem pendidikan Indonesia)
§ Intermediate Schools, adalah sekolah dasar yang memberikan pendidikan dari year 6– 8 (setara dengan kelas 6 hingga kelas 2 SMP)
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Selandia Baru ditempuh dalam waktu 5 tahun, yaitu dari Year 9 dan seterusnya hingga Year 13. Sekolah menengah di Selandia Baru dikelompokkan menjadi empat kelompok, yang dikenal sebagai :
§ Secondary Schools, adalah sekolah menengah yang memberikan pendidikan dari year 9 – 13 (di Indonesia, setara dengan dari kelas 3 SMP hingga kelas 3 SMU dan ditambah 1 tahun)
§ Secondary Schools with attached intermediates, adalah sekolah menengah yang memberikan pendidikan dari year 7 – 13.
§ Secondary Composite Schools, yaitu sekolah menengah yang memberikan pendidikan dari dasar hingga menengah, yaitu dari year 0 – 13 (di Indonesia, serupa dengan sekolah yang mempunyai SD, SMP, dan SMU).
§ Restricted Composite (area) Schools, adalah sekolah menengah yang memberikan pendidikan dari year 7 – 10 saja.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan
tinggi di Selandia Baru mirip dengan pendidikan tinggi di negara
Aaustralia, yaitu dapat dikelompokkan menjadi menjadi dua jenjang utama,
jenjang sarjana (dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD).
Akan tetapi di samping kedua jenjang tersebut terdapat jenjang Diploma
(baik pada tingkat sarjana maupun pada tingkat pascasarjana.Berikut
disajikan penjenjangan pendidikan tinggi di Selandia Baru :
· Undergraduate Certificate. Lama
pendidikan adalah satu tahun, setelah menyelesaikan jenjang pendidikan
menengah. Biasanya diperuntukkan bagi siswa yang mempunyai nilai
“EBTANAS” sedikit di bawah nilai minimum yang diperlukan untuk dapat
memasuki perguruan tinggi.
· Undergraduate Diploma. Jenjang ini dapat ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan menengah dengan lama pendidikan 2 tahun.
· Bachelors Degree. Jenjang
ini diperuntukkan bagi yang ingin memperoleh gelar sarjana, setelah
menyelesaikan pendidikan menengah. Pendidikan memerlukan waktu selama 3
tahun.
· Bachelors Degree with Honours. Pendidikan lanjutan setelah memperoleh Bachelors Degree, dengan lama pendidikan 1 tahun (2 semester).
· Graduate Ceriticates. Jenjang pendidkan setelah memperoleh Bachelors Degree di bidang studi yang terkait, dengan lama pendidikan hanya satu semester.
· Graduate Diplomas. Jenjang pendidikan setelah memperoleh gelar kesarjanaan. Lama pendidikan adalah 1 tahun.
· Postgraduate Certificate. Jenjang pendidikan setelah memperoleh gelar sarjana, dengan lama pendidikan 1 semester.
· Postgraduate Diploma. Jenjang pendidikan setelah memperoleh gelar sarjana, yang ditempuh dalam waktu 1 tahun.
· Masters Degree. Jenjang pendidikan setelah memperoleh gelar sarjana, yang ditempuh dalam waktu 2 tahun. Bagi pemegang gelar Bachelor
· with Honour, jenjang Masters dapat ditempuh dalam waktu 1 tahun. DiSelandia Baru, jenjang Masters diperoleh setelah mengikuti perkuliahan
· dan kemudian melakukan penelitian (di sistem Australia disebut sebagai mixed system, lihat Bab 2 sebagai pembanding). Gelar yang diperoleh dalah MA (Masters of Arts) atau MSc (Masters of Science).
k. Pendidikan di Amerika Serikat
Karakteristik
utama politik system pendidikan Amerika Serikat adalah menonjolnya
DESENTRALISASI. Pemerintah Pusat sangat memberi otonomi seluas-luasnya
kepada Pemerintah di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah
(Distrik). Meskipun Amerika Serikat tidak mempunyai system pendidikan
yang terpusat atau yang bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti
tidak ada rumusan tentang tujuan pendidikan yang berlaku secara
nasional.
Tujuan system pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut:
a. Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
b. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
c. Untuk membantu pengembangan individu;
d. Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan
e. Untuk mempercepat kemajuan nasional.
Di
luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan visi dan missi
pendidikan gratis bagi anak usia sekolah untuk masa 12 tahun pendidikan
awal, dan biaya pendidikan relative murah untuk tingkat pendidikan
tinggi.
Manajemen Pendidikan AS
Dengan
mengembangkan pola Desentralisasi, maka manajemen pendidikan di Amerika
Serikat dikelola berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masrakat Negara
Bagian dan Pemerintah Daerah setempat. Di tingkat nasional
(federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu DEPARTEMEN PENDIDIKAN FEDERAL.
Departemen ini dipimpin oleh seorang setaraf Sekretaris Kabinet. Tugas
departemen ini adalah melaksanakan semuakebijakan pemerintah federal
dalam sector pendidikan di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua
jenjang pendidikan. Tetapi, karena sebagian besar kewenangan dan
tanggung jawab pendidikan sudah diserahkan kepada Negara Bagian dan
Pemerintah Daerah, maka Departemen Pendidikan Federal hanya menjalankan
monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah
badan yang diberi nama BOARD of EDUCATION. Badan ini bertugas
dan berfungsi membuat kebijakan-kebijakan serta menentukan anggaran
pendidikan untuk masing-masing wilayah (Negara Bagian) nya, khususnya
berkenaan dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Selanjutnya,
untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih
teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan
sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah bagian
pendidikan yang disebut sebagai COMISSIONER, sering juga disebut sebagai SUPERINTENDENT. Bagian ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk oleh Board of Education atau oleh Gubernur.
Untuk beberapa Negara Bagian, pimpinan Bagian Pendidikan ini dipilih
oleh masyarakatada. Sementara itu pada level operasional, pelaksanaan
manajemen pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebihrendah, bahkan
banyak secara langsung dilaksanakan oleh masing-masing sekolah yang
bersangkutan. Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki
kebebasan dan otonomi yang luas untuk menjalankan anajemen operasional
pendidikan.
Khusus
untuk menangani kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemeNn pendidikan
Amerika Serikat yang dikembangkan oleh Negara-Negara Bagian memisahkan
antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri dan
Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakanakademik serta keuangan.
Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk Pendidikan
Tinggi adalah BOARD of TRUSTEES. Untuk Perguruan Tinggi Negeri
anggota badan tersebut ditunujuk oleh Gubernur Negara Bagian. Ada juga
yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili. Sedangkan untuk
Perguruan Tinggi Swasta anggota badan tersebut dipilih dari perguruan
tinggi masing-masing.
Pendanaan Pendidikan AS
Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan menengah, yang lebih dikenal dengan PUBLIC SCHOOLS, berasal dari Anggaran Pemerintah Pusat (Federal), Anggaran Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah.
A. PENDIDIKAN DI INDONESIA
Politik
pendidikan di Indonesia agaknya mengalami pergeseran dari sentralistik
(terpusat) ke desentralisasi. Amal mula intervensi negara terhadap
sector pendidikan ini sangat besar, sangat kental, dan sangat vulgar.
Sekolah dan kampus tak ubahnya kelas besar untuk indokrinasi ideology
pemerintah (bukan ideology negara) yang tidak menginginkan adanya kritik
terbuka. Kurikulum didisain sedemikian rupa sehingga mata-mata
pelajaran yang sifatnya politis menjadi sangat dipentingkan. Mata
pelajaran Pancasila, Sejarah, Kewiraan, dan bahkan agama didisain untuk
mengentalkan intervensi negara kepada otak, pikiran dan sikap warga
negaranya.
Seiring
dengan kejatuhan rejim ‘orde baru’ yang interventif tersebut, yang
dijatuhkan oleh adanya gerakan reformasi total masyarakat yang dimotori
oleh mahasiswa dan kalangan terpelajar, datanglah era yang penuh
semangat untuk mengurangi peran dan campur tangan pemerintah pusat dalam
menangani berbagai permasalahan kebijakan, termasuk kebijakan
pendidikan. Inspirasi pertama muncul dari diundangkannya otonomi daerah
secara reformis, yaitu UU No.22 tahun 1999. Dikatakan secara reformis
karena sebelum ini memang sudah pernah ada UU otonomi daerah tetapi
tidak memiliki ruh reformasi dan hanya formalitas, yaitu UU No.5 tahun
1975. UU otonomi daerah yang baru itu mengilhami dirumuskannya kebijakan
desentralisasi pendidikan.
Pasca
gerakan reformasi politik dicanangkan pada tahun 1998, ke depan ini
bangsa Indonesia harus bangkit menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat,
yang berarti sektor pendidikan harus ditempatkan pada posisi pentring
dan urgen. Berkaitan dengan urgensi sektor pendidikan itu maka harus
dilakukan reformasi dalam pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi. Ada 3 hal yang dapat menjelaskan urgensi desentralisasi
pendidikan di Indonesia, yaitu :
a. Untuk pembangunan masyarakat demokrasi;
b. Untuk pembangunan social capital; dan
c. Untuk peningkatan daya saing bangsa;
Pada
saat ini pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang menonjol (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh
pendidikan; (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan
(3) masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya
kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan
akademisi. Ketimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi antarwilayah
geografis yaitu antara perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan
timur Indonesia (KTI) dan kawasan barat Indonesia (KBI), dan
antartingkat pendapatan penduduk ataupun antargender. Kualitas
pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut
tercermin, antara lain, dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat
Sekolah Dasar (SD) yang dilaksanakan oleh organisasi International Educational Achievement (IEA)
yang menunjukkan bahwa siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38
dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertam (SLTP), studi untuk kemampuan matematika siswa SLTP di
Indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42 negara, dan untuk
kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hanya berada pada urutan ke-40
dari 42 negara peserta. Manajemen pendidikan nasional secara keseluruhan
masih bersifat sentralistis sehingga kurang mendorong terjadinya
demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan.
Manajemen
pendidikan yang sentralistis tersebut telah menyebabkan kebijakan yang
seragam yang tidak dapat mengakomodasi perbedaan keragaman/kepentingan
daerah/sekolah/peserta-didik, mematikan partisipasi masyarakat dalam
proses pendidikan, serta mendorong terjadinya pemborosan dan kebocoran
alokasi anggaran pendidikan. Sementara itu, penyebaran sumber daya
manusia penelitian dengan berbagai macam dan tingkatan belum sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Selain itu, masih
dirasakan kurangnya budaya berpikir kritis, penghargaan karya cipta
(HAKI) yang belum memadai, kurang efektifnya sistem kelembagaan dan
perangkat perundang-undangan serta sertifikasi profesi ilmiah. Berbagai
permasalahan tersebut akan diatasi melalui pelaksanaan berbagai program
pembangunan yang mengacu pada arah kebijakan pendidikan yang telah
diamanatkan oleh GBHN 1999-2004.
Visi Pendidikan Nasional.
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan
sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung
oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta
berdisiplin.
Misi Pendidikan Nasional.
Untuk mewujudkan visi pendidikan nasional, pemuda, dan olahraga
ditetapkan misi yang menjadi sasaran pembangunan pendidikan nasional,
pemuda, dan olahraga, yaitu sebagai berikut: (1). Mewujudkan sistem dan
iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna
mewujudkan bangsa yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, bertanggungjawab, terampil, serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; (2). Mewujudkan kehidupan
sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kretaif, dan berdaya tahan
terhadap pengaruh globalisasi; (3). Meningkatkan pengamalan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan, dan mantapnya
persaudaraan antarumat beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun,
dan damai; (4). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
produktif, mandiri,nmaju, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan dalam rangka memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan
ekonomi nasional terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
Program Pembangunan Pendidikan Indonesia
a. Program Pendidikan Dasar dan Prasekolah
Program
pembinaan pendidikan dasar dan prasekolah bertujuan untuk (1)
memperluas jangkauan dan daya tampung SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI),
SLTP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan lembaga pendidikan prasekolah
sehingga menjangkau anak-anak dari seluruh masyarakat; dan (2)
meningkatkan kesamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi
kelompok yang kurang beruntung, termasuk mereka yang tinggal di daerah
terpencil dan perkotaan kumuh, daerah bermasalah, masyarakat miskin, dan
anak yang berkelainan; (3) meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan
prasekolah dengan kualitas yang memadai; dan (4) terselenggaranya
manajemen pendidikan dasar dan prasekolah berbasis pada sekolah dan
masyarakat (school/community based management).
Sasaran
yang akan dicapai oleh program pembinaan pendidikanm dasar dan
prasekolah sampai dengan akhir tahun 2004 adalah (1) meningkatnya Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD dan MI dan SLTP-MTs; (2) terwujudnya
organisasi sekolah di setiap kabupaten/kota yang lebih demokratis,
transparan, efisien, terakunkan (accountable), serta mendorong
partisipasi masyarakat; serta (3) terwujudnya manajemen pendidikan yang
berbasis sekolah/ masyarakat (school/community based management) dengan
mengenalkan konsep dan merintis pembentukan Dewan Sekolah di setiap
kabupaten/kota serta pemberdayaan atau pembentukan Komite Sekolah di
seluruh SD dan MI serta SLTP dan MTs.
b. Program Pendidikan Menengah
Program
pembinaan pendidikan menengah yang mencakup Sekolah Menengah Umum
(SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA)
ditujukan untuk (1) memperluas jangkauan dan daya tampung SMU, SMK, dan
MA bagi seluruh masyarakat; dan (2) meningkatkan kesamaan kesempatan
untuk memperoleh pendidikan bagi kelompok yang kurang beruntung,
termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil dan perkotaan kumuh,
daerah bermasalah dan masyarakat miskin, dan anak yang berkelainan; (3)
meningkatkan kualitas pendidikan menengah sebagai landasan bagi peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan kebutuhan dunia kerja; (4) meningkatkan efisiensi pemanfaatan
sumber daya pendidikan yang tersedia, (5) meningkatkan keadilan dalam
pembiayaan dengan dana publik, (6) meningkatkan efektivitas pendidikan
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat, (7) meningkatkan kinerja
personel dan lembaga pendidikan, (8) meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk mendukung program pendidikan, dan (9) meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.
Sasaran
yang akan dicapai oleh program pembinaan pendidikan menengah sampai
dengan akhir tahun 2004 adalah (1) meningkatnya Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMU, SMK dan MA; (2) meningkatnya daya tampung termasuk untuk
lulusan SLTP dan MTs sebagai hasil penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun sebanyak 5,6 juta siswa; (3) mewujudkan organisasi
sekolah di setiap kabupaten/kota yang lebih demokratis, transparan,
efisien, terakunkan (accountable), serta mendorong partisipasi
masyarakat; dan (4) terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis
sekolah/masyarakat (school/ community based management) dengan
mengenalkan konsep dan merintis pembentukan Dewan Sekolah di setiap
kabupaten/kota serta pemberdayaan atau pembentukan Komite Sekolah di
setiap sekolah.
c. Program Pendidikan Tinggi
Program
pembangunan nasional pendidikan tinggi bertujuan untuk (1) melakukan
penataan sistem pendidikan tinggi; (2) meningkatkan kualitas dan
relevansi pendidikan tinggi dengan dunia kerja; dan (3) meningkatkan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi, khususnya bagi siswa
berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Sasaran yang ingin dicapai adalah (1) mewujudkan otonomi pengelolaan empat perguruan tinggi negeri --yaitu Institut Teknologi
Bandung
(ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), dan
Universitas Gadjah Mada (UGM)-- dan merintis penerapannya di beberapa
perguruan tinggi negeri lainnya;(2) meningkatkan jumlah lulusan yang
terserap di dunia kerja; dan (3) meningkatkan angka partisipasi kasar
(APK).
2 comments:
Rahmawati Nganjuk
Terima Kasih OM AGUS ..Nomer Ritual yang kami Terima Benar-benar Tembus, 100%..Hingga Kami sekarang bisa melunasi hutang-hutang kami sekeluarga…sekali lagi terima kasih kepada OM,AGUS yang kini telah merubah hidup saya…yg dulu selalu di kejar-kejar hutang..sekarang kami bisa bernafas lega..berkat bantuan OM AGUS ..dengan Angka Ritual Ghoibnya..Bagi Anda yang ingin seperti saya..silahkan anda,HB=085-399-278-797 ..OM,AGUS
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
Post a Comment